Minggu, 30 Oktober 2016

Biografi Kota Jakarta dan Kebudayan Jakarta

BIOGRAFI JAKARTA DAN KEBUDAYAN JAKARTA

Selamat Datang Abang dan None Jakarte.Terimkasih untuk kunjungannya.saya hanya akan bercerita sedikit tentang biografi Jakarta yang saya baca pada internet

Berdiri : 10 Februari 1965
Dasar Hukum : UU no.1/1961

Ibukota : Jakarta

Penduduk : Sensus 2000 : 8.384.853 Jiwa
Warga Asing : 50.000 Jiwa
Suku & Marga : Betawi, China, Arab, Tugu, Depok dll.

Dibawah ini adalah lambang DKI Jakarta beserta arti dari lambang tersebut.

ARTI LAMBANG :
Berbentuk persegi lima. dalam perisai terlukis pintu gerbang, ditengah-tengahnya berdiri Monumen Nasional yang dilingkari padi dan kapas. Dibawah nampak ombak laut, sekaligus melambangkan letak geografisnya sebagai kota pelabuhan. Monumen Nasional merupakan ciri utama ibukota Jakarta, padi dan kapas adalah pelambang usaha menyeluruh untuk mencukupi sandang dan pangan. Diatas pintu gerbang tertulis kata Jaya Raya suatu slogan glora semangat segala kegiatan Jakarta sebagai ibukota dan kota Perjuangan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Nama Jakarta dianggap sebagai kependekan dari kata Jayakarta. Nama ini diberikan oleh orang-orang Demak dan Cirebon dibawah pimpinan Fatahillah, setelah merebut pelabuhan Sunda Kelapa dari Kerajaan Sunda pada tanggal 22 juni 1527. Nama ini biasanya diterjemahkan sebagai kota kemenangan atau kota kejayaan, namun sejatinya artinya ialah "kemenangan yang diraih oleh sebuah perbuataan atau usaha" dari bahasa Sansekerta Jayakarta.

SEJARAH
Sunda Kelapa (397-1527)
Jakarta pertama kali dikenal sebagai salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda yang bernama Sunda Kelapa,berlokasi di muara Sungai Ciliwung. Ibukota Kerajaan Sunda yang dikenal sebagai Dayeuh Pakuan Pajajaran atau Pajajaran (sekarang Bogor) dapat ditempuh dari pelabuhan Sunda Kelapa selama dua hari perjalanan. Sunda Kelapa yang dalam teks ini disebut Kelapa dianggap pelabuhan yang terpenting karena dapat ditempuh dari ibu kota kerajaan yang disebut dengan nama Dayo dalam tempo dua hari. Kerajaan Sunda sendiri merupakan kelanjutan dari Kerajaan Tarumanegara pada abad ke-5 sehingga pelabuhan ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-5 dan diperkirakan ibukota Tarumanegara yang disebut Sundapura.

Jayakarta (1527-1619)
Orang Eropa yang datang ke Jakarta adalah orang Portugi. Pada abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda meminta bantuan Portugis yang ada di Malaka untuk mendirikan benteng di Sunda Kelapa sebagai perlindungan dari kemungkinan serangan Cirebon yang akan memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Upaya permintaan bantuan Surawisesa kepada Portugis di Malaka tersebut diabaikan oleh orang Sunda dalam cerita pantun seloka Mundinglaya Dikusumah. Namun, sebelum pendirian benteng tersebut terlaksana, Cirebon yang dibantu Demak langsung menyerang pelabuhan tersebut. Orang Sunda menyebut peristiwa ini tragedi, karena penyerangan tersebut membumihanguskan kota pelabuhan tersebut dan membunuh banyak rakyat Sunda disana termasuk sahbandar pelabuhan. Penetapan hari jadi jakarta tanggal 22 Juni adalah berdasarkan tragedi penaklukan pelabuhan Sunda Kelapa oleh Fatahillah pada tahun 1527 dan mengganti nama kota tersebut menjadi Jayakarta yang berarti "kemenangan".

Batavia (1619-1942)
Orang Belanda datang ke Jayakarta sekitar akhir abad je-16, setelah singgah di Banten pada tahun 1596. Pada 1619, VOC dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen menaklukan Jayakarta dan kemudian mengubah namanya menjadi Batavia. Selama kolonialisai Belanda, Batavia berkembang menjadi kota yang besar dan penting. Untuk pembangunan kota, Belanda banyak mengimpor budak-budak sebagai pekerja. Kebanyakan dari mereka berasal dari Bali, Sulawesi, Maluku, Republik Rakyat Cina, dan pesisir Malabar, India. Mereka inilah yang kemudian membentuk komunitas yang dikenal dengan nama suku Betawi.

Djakarta (1942-1972)
Penjajahan oleh Jepang dimulai pada tahun 1942 dan mengganti nama Batavia menjadi Jakarta untuk menarik hati penduduk pada Perang Dunia II. kota ini juga merupakan tempat dilangsungkannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 dan diduduki Belanda sampai pengakuan kedaulatan tahun 1949.
Semenjak dinyatakan sebagai ibukota, penduduk Jakarta melonjak sangat pesat akibat kebutuhan tenaga kerja kepemerintahan yang hampir semua terpusat di Jakarta. Dalam waktu 5 tahun penduduknya berlipat lebih dari dua. Berbagai kantung pemukiman kelas menengah baru, kemudian berkembang, seperti Kebayoran Baru, Cempaka Putih, Rawamangun, dan Pejompongan. Pusat-pusat pemukiman juga banyak dilakukan secara mandiri oleh berbagai kementrian dan institusi milik negara lainnya, seperti Perum Prumnas.
Pada masa pemerintahan Soekarno, Jakarta melakukan pembangunan proyek besar, atara lain, Gelora Bung Karno, Mesjid Istiqlal, dan Monumen Nasional. Pada masa ini pula Poros Medan Merdeka-Thamrin-Sudirman mulai dikembangkan sebagai pusat bisnis kota menggantikan Poros Medan Merdeka-Senen-Salemba-Jatinegara. Pusat pemukiman besar pertama yang dibuat oleh pihak pengembang swasta adalah Pondok Indah (oleh PT Pembangun Jaya) pada akhir dekade 1970-an di wilayah Jakarta Selatan.
Laju perkembangan penduduk ini pernah dicoba ditekan oleh gubernur Ali Sadikin pada awal 1970-an dengan menyatakan Jakarta sebagai "kota tertutup" bagi pendatang. Kebijakan ini tidak berjalan dan dilupakan pada masa-masa kepemimpinan gubernur selanjutnya. Hingga saat ini, Jakarta harus bergelut dengan masalah-masalah yang terjadi akibat kepadatan penduduk, seperti banjir, kemacetan, serta kekurangan alat transportasi umum yang memadai.

KEBUDAYAAN
Budaya Jakarta merupakan budaya mestizo, atau sebuah campuran budaya dari beragam etnis. Sejak zaman Belanda, Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang menarik pendatang dari seluruh Nusantara. Suku-suku yang mendiami Jakarta antara lain, Jawa, Sunda, Minang, Batak, dan Bugis. Selain dari penduduk Nusantara, budaya Jakarta juga banyak menyerap dari budaya luar, seperti budaya Arab, Tiongkok, India, dan Portugal.

Suku Betawi sebagai penduduk asli Jakarta agak tersingkirkan oleh penduduk pendatang. Mereka keluar dari Jakarta dan pindah ke wilayah-wilayah yang ada di provinsi Jawa Barat dan provinsi Banten. Budaya Betawi pun tersingkirkan oleh budaya lain baik dari Indonesia maupun budaya barat. Untuk melestarikan budaya Betawi, didirikanlah cagar budaya di Situ Babakan.

Tari
Seni tari di Jakarta merupakan perpaduan antara unsur-unsur budaya masyarakat yang ada di dalamnya. Pada awalnya, seni tari di Jakarta memiliki pengaruh Sunda dan Tionghoa seperti tariannya yang memiliki corak tari Jaipong dengan kostum penari khas pemain Opera Beijing. Namun Jakarta dapat dinamakan daerah yang paling dinamis. Selain seni tari lama juga muncul seni tari dengan gaya dan koreografi yang dinamis.








Ondel-ondel
Salah satu bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat adalah ondel-ondel. Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar ± 2,5 m  dengan garis tengah ± 80 cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul dari dalarnnya. Bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki di cat dengan warna merah, sedang yang perempuan dicat dengan warna putih. Bentuk pertunjukan ini banyak persamaannya dengan yang terdapat di beberapa daerah lain.


Berikut gambar pakaian adat Betawi yang juga biasa dikenakan pada saat acara pernikahan.


Ada juga rumah adat daerah masyarakat Betawi, dibawah ini merupakan gambar rumah adat betawi yang kini semakin jarang kita temui di daerah DKI Jakarta :

Berikut beberapa alat transportasi yang ada di DKI Jakarta :


Kegiatan di Jakarta yang semakin ramai oleh penduduk pendatang, yang menyebabkan sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan dan banyak yang membuka usaha dengan berdagang.

Demikian tentang sejarah dan kebudayaan DKI Jakarta. Mudah-mudahan dapat menambah pengetahuan pembaca.


Sumber:http://hpa-corpored.blogspot.co.id/2010/01/sejarah-dan-kebudayaan-dki-jakarta.html

7 Tokoh Filsafat Sosiologi Dalam Dan luar Negeri


1.      Auguste Comte
Auguste Comte (Nama panjang: Isidore Marie Auguste François Xavier Comte)lahir di Montpellier, Perancis, 17 Januari 1798 – meninggal di Paris, Perancis, 5 September 1857 pada umur 59 tahun) adalah seorang filsuf Perancis yang dikenal karena memperkenalkan bidang ilmu sosiologi serta aliran positivisme. Melalui prinsip positivisme, Comte membangun dasar yang digunakan oleh akademisi saat ini yaitu pengaplikasian metode ilmiah dalam ilmu sosial sebagai sarana dalam memperoleh kebenaran.filosofi sosiologi menurut Auguste Comte:
Sosiologi adalah suatu studi positif tentang hukum-hukum dasar dari berbagai gejala sosial yang dibedakan menjadi sosiologi statis dan sosiologi dinamis



2.Allan Johnson
Alan Arthur Johnson (lahir 17 Mei 1950) adalah seorang politisi Partai Buruh Inggris yang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri dari Juni 2009 sampai Mei 2010. Sebelum itu, dia mengisi berbagai posisi di kabinet dalam pemerintahan baik Blair dan Brown, termasuk Sekretaris dan Kesehatan Sekretaris Pendidikan. Sampai 20 Januari 2011 ia Bayangan Menteri Keuangan Britania Raya. Johnson telah menjadi Anggota Parlemen untuk Hull Barat dan Hessle sejak pemilihan umum 1997.filosofi sosiologi menurut Allan Jhonson:
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat di dalamnya mempengaruhi sistem tersebut


3. Pitirim A. Sorokin
Pitirim Alexandrovich Sorokin lahir di Rusia pada 21 Januari 1889. Beliau adalah seorang akademis dan aktivis politik di Rusia, ia beremigrasi dari Rusia ke Amerika Serikat pada tahun 1923. Ia mendirikan Departemen Sosiologi di Universitas Harvard. Ia terkenal untuk sumbangannya kepada teori siklus sosial.filosofi sosiologi menurut Pitirim A.Sorokin:
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:
  1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, dsb.
  2. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial (misalnya dengan gejala geografis, biologis, dsb).
  3. Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial

4. Herbert Spencer
Herbert Spencer (lahir di Derby, 27 April 1820 – meninggal di Brighton, 8 Desember 1903 pada umur 83 tahun) adalah seorang filsuf Inggris dan seorang pemikir teori liberal klasik terkemuka. Meskipun kebanyakan karya yang ditulisnya berisi tentang teori politik dan menekankan pada "keuntungan akan kemurahan hati", dia lebih dikenal sebagai bapak Darwinisme sosial. Spencer seringkali menganalisis masyarakat sebagai sistem evolusi, ia juga menjelaskan definisi tentang "hukum rimba" dalam ilmu sosial. Dia berkontribusi terhadap berbagai macam subyek, termasuk etnis, metafisika, agama, politik, retorik, biologi dan psikologi. Spencer saat ini dikritik sebagai contoh sempurna untuk scientism atau paham ilmiah, sementara banyak orang yang kagum padanya di saat ia masih hidup.filosofi sosiologi menurut Hebert Spencer:
Sosiologi adalah ilmu yang menyelidiki tentang susunan-susunan dan proses kehidupan sosial sebagai suatu keseluruhan atau suatu sistem

                                                          

 
5. Emile Durkheim
David Émile Durkheim (lahir 15 April 1858 – meninggal 15 November 1917 pada umur 59 tahun) dikenal sebagai salah satu pencetus sosiologi modern. Ia mendirikan fakultas sosiologi pertama di sebuah universitas Eropa pada 1895, dan menerbitkan salah satu jurnal pertama yang diabdikan kepada ilmu sosial, L'Année Sociologique pada 1896.
Durkheim dilahirkan di Épinal, Perancis, yang terletak di Lorraine. Ia berasal dari keluarga Yahudi Perancis yang saleh - ayah dan kakeknya adalah Rabi. Hidup Durkheim sendiri sama sekali sekuler. Malah kebanyakan dari karyanya dimaksudkan untuk membuktikan bahwa fenomena keagamaan berasal dari faktor-faktor sosial dan bukan ilahi. Namun, latar belakang Yahudinya membentuk sosiologinya - banyak mahasiswa dan rekan kerjanya adalah sesama Yahudi, dan seringkali masih berhubungan darah dengannya.filosofi sosiologi menurut Emile Durkheim:
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan mampu melakukan pemaksaan dari luar terhadap individu

 
                                                      
6. J. Gillin
John Lewis Gillin lahir 12 Oktober 1871 di Linn County, Iowa, anak Samuel Brallier Gillin dan Annie Louisa Straley.
Bertahun-tahun kemudian, Gillin ingat bahwa "Pada hari pembukaan sekolah kabupaten Big Head di Linn County, Iowa, pada awal musim gugur 1884, bel sekolah berbunyi dan dua puluh lima anak-anak, di antaranya saya adalah salah satu, duduk mereka kursi dengan mata mereka terpaku pada pria tinggi pada platform guru. "Pria jangkung "yang dimaksud adalah Edward A. Ross, yang berada di tahun kemudian menjadi rekan Gillin di Sosiologi.
Gillin menerima B.Litt. Gelar pada tahun 1894 dari Upper Iowa University, AB gelar dari Grinnel pada tahun 1895, sebuah A.M. dari Columbia tahun 1903, dan BD dari Union Theological Seminary pada tahun 1904 Dia menjadi pendeta dengan Gereja Brethern setelah selesai pelatihan di Union. Dia kemudian mendapatkan gelar Ph.D. dari Columbia tahun 1906. Filosofi sosiologi menurut J Gillin:
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi yang timbul di dalam masyarakat

7. P. J. Baouman
Pada usia tiga puluh Pieter Jan Bouman (1902-1977) mengambil tugas pada dirinya: 'untuk menjadi pemimpin spiritual dalam waktu dislokasi'. Untuk tujuan ini ia menulis beberapa buku, yang membuatnya sejarawan yang paling terkenal dan banyak dibaca di tahun 1950. Dalam buku Bouman ini titik fokus adalah sesama makhluk dengan kekayaan pribadi mereka dan persepsi sejarah. Revolusi nya dari kesepian (1953) menjadi best-seller dengan tiga puluh empat cetak dan diterjemahkan ke dalam delapan bahasa. Bouman, dari tahun 1946 profesor sosiologi di Groningen, sering diminta sebagai pembicara dan memiliki jaringan yang luas: wartawan, rekan universitas dalam dan luar negeri, entrepre-pengu-, menteri dan anggota keluarga kerajaan.filosofi sosiologi menurut P.J.Bouman:
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang manusia dan hubungan-hubungan antar golongan manusia